keluaran 2 1 10
8"Yes, go," she answered. So the girl went and got the baby's mother. 9 Pharaoh's daughter said to her, "Take this baby and nurse him for me, and I will pay you.". So the woman took the baby and nursed him. 10 When the child grew older, she took him to Pharaoh's daughter and he became her son. She named.
LahirUntuk Menjadi Berkat (Kel. 2:1-10) Januari 19, 2020 by Pdt. Yudas. Hits: 155. Bagian ini Saya berikan tema "Lahir Untuk menjadi Saluran Berkat". (2:6). Suara tangisan yang keluar dari mulut Musa menimbulkan kasih sayang putri Firaun kepadanya, sehingga ia menerima usul yang diberikan kakaknya. Dan hal ini membawa sukacita dan
Fahrulrazi. 17/03/2020 at 10:49 pm. Paito Harian Chinapools | Angkanet Aplikasi Togel Cara Menggunakan Tabel Tesson Togel 3:06 29 Agu 2021 — Get Pola Rumus Mistik Togel Background Feb 01, 2013 · TABEL ANGKA IKUT 2D . 10 Jul 2021 — Tabel Angka Taysen 2D - Arti Angka Taysen 2D sebagai angka- angka yang di identikan dengan nomor yang telah
1110-2021, Senin, SG-2044 Keluaran SGP - Data SGP - LiveSGP - Singapore Pools Tercepat Hari Ini Live adalah suatu hal putaran angka sgp wla yang saat ini di cari cari pools com Togel singapore memberikan hasil keluaran sgp, data sgp, pengeluaran sgp dan result sgp tercepat dari toto sgp prize hari ini 2021 sah Data Keluaran HK 2020, Pengeluaran hk 2021, Data SGP 2020, Keluaran togel singapore
TW2164, 11-10- keluaran togeĺ hk hari ini 2020 Paito Togel TW ini berguna untuk para Sahabat Togelers dalam mencari angka Angka Keluar Togel Taiwan Hari Ini - Lazoid . TW-1904, 11-10-2021, 5960 Data Lengkap Pengeluaran Togel Taiwan Angka keluar taiwan - Greenhousefarm Live Draw Japan Paito Pools - Fine Properties Keluaran Togel
Site De Rencontre Pour Celibataire En France. Kelahiran seorang anak adalah peristiwa bahagia yang dinanti-nantikan setiap keluarga Ibrani. Itulah yang dialami Amran dan Yokhebet. Pasangan suami-istri dari keturunan suku Lewi ini telah dikarunia Tuhan sepasang putra dan putri masing-masing bernama Harun dan Miryam. Kini, sang ibu mengandung lagi dan menanti kelahiran anak ketiga. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kabar bahwa raja Mesir mengeluarkan perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki orang Ibrani. “Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil, tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup.” Demikian bunyi perintah Firaun. Perintah ini sangat bertentangan dengan iman orang Ibrani. Iman orang Ibrani mengajarkan bahwa anak laki-laki adalah milik pusaka Tuhan. Mereka adalah pewaris tanah perjanjian yang telah dijanjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub, leluhur Amran dan Yokhebet. Perintah Firaun tersebut memperhadapkan kedua suami istri ini pada keputusan yang dilematis. Menggugurkan janin atau menunggu sampai waktu melahirkan. Kalau nanti anak yang dilahirkan perempuan tentu ia lolos dari ancaman kematian. Akan tetapi bagaimana bila anak yang dilahirkan laki-laki? Semoga Tuhan mengaruniakan anak perempuan. Harap mereka. Namun di luar dugaan, ketiba tiba waktu melahirkan Tuhan menghendaki lain. Yokhebet melahirkan seorang bayi laki-laki. Wajah bayi laki-laki mungil itu amat rupawan. Rasa bahagia bercampur sedih memenuhi hati suami-istri ini. Rumah mereka tak lagi aman. Sewaktu-waktu tentara Firaun akan merenggut anak mereka dan membunuhnya. Itulah salah satu episode kisah tragis dalam sejarah bani Israel yang terjadi pada tahun lalu, ketika bangsa Israel ditindas di Mesir. Pada zaman modern perintah pembunuhan yang dikeluarkan oleh Firaun disebut genosida. Genosida menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap suatu bangsa atau ras. Dalam sejarah bangsa Yahudi, tragedi ini nyaris terulang pada zaman Ahasweros. Kisahnya ditulis dalam kitab Ester. Tahun 1940-an kejahatan genosida menimpa bangsa Yahudi di Jerman atas perintah Adolf Hitler. Korbannya diperkirakan mencapai 6 juta jiwa nyawa melayang. Pada pasal 1, dijelaskan bahwa genosida itu dilatarbelakangi oleh ketakutan Firaun yang melihat ledakan penduduk bangsa Ibrani yang luar biasa. Ada yang menggolongkan ketakutan Firaun ini sebagai gangguan pikiran yang dalam psikologi modern disebut Paranoid. Paranoid bahasa Yunani Kuno παράνοια, paranoia adalah gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Gangguan kejiwaan ini sangat berbahaya bila menjangkiti orang-orang yang memegang kekuasaan. Karena bila mereka mengidap kelainan ini, maka bisa dipastikan akan banyak kebijakan-kebijakan irasional yang mengacaukan tatanan sosial kehidupan masyarakat seperti pembatasan hak berpendapat dan berserikat. Semua orang yang kritis atau berbicara dan bertindak berbeda dari keinginan rezim penguasa adalah musuh. Tak peduli walaupun itu adalah teman, sahabat bahkan anggota keluarganya. Dalam Perjanjian Baru, Herodes Agung, adalah salah satu penguasa yang diduga menderita paranoid. Ia memerintahkan semua bayi laki-laki dibunuh setelah ia ditemui orang-orang majus yang mengatakan bahwa seorang raja Yahudi telah lahir. Genosida yang dilakukan oleh Firaun tidak main-main. Ia mengerahkan aparat negara untuk membasmi kaum Ibrani. Tugas ini diserahkan kepada para bidan sebagai eksekutor. Mereka diberi kewenangan untuk membunuh setiap bayi apabila menolong persalinan ibu-ibu orang Ibrani/Israel. Terhadap perintah Firaun itu, rupanya ada dua bidan yang secara diam-diam menolak. Sifra dan Pua, demikian nama dua bidan Mesir yang baik hati itu. Keduanya dengan gagah berani melakukan apa yang pada masa sekarang disebut pembangkangan sipil. Pembangkangan sipil merupakan salah satu dari berbagai cara yang dilakukan rakyat untuk memberontak kepada penguasa terhadap apa yang mereka anggap sebagai hukum yang tidak adil. Cara ini telah digunakan dalam berbagai gerakan perlawanan tanpa kekerasan di India yang di pimpin oleh Mahatma Gandhi, atau hal yang sama dilakukan oleh Rosa Park, gadis kulit hitam yang menolak memberikan kursi yang didudukinya dalam bus kepada orang kulit putih pada masa penerapan sistem apartheid di Amerika. Sosok lainnya adalah Martin Luther King yang menentang diskriminasi ras. Yang menarik dalam teks ini adalah pelaku pembangkangan sipil dalam cerita genosida yang terjadi pada sekitar 1500 SM atau sekitar 3500 tahun yang lalu itu adalah kaum perempuan yang di pasal 115 menyebut nama mereka Sifra dan Pua. Kedua bidan itu secara kreatif membungkus pembangkangan mereka dengan jawaban yang cerdas; 19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun; “Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir, melainkan mereka kuat; sebelum bidan datang mereka telah bersalin.” Membaca jawaban bidan Sifra dan Pua, saya teringat kasus Bidan Dewi Bahren yang membuka praktik di Bonipoi, Kota Kupang. Ia ditangkap aparat kepolisian tahun 2016 karena terbukti melakukan praktik aborsi. Di pengadilan, jaksa menuntut tersangka dengan hukuman 9 tahun, namun hakim hanya memutus 3 bulan penjara. Itulah ironi hukum di negara kita. Nyawa manusia hanya setara 3 bulan penjara. Padahal Sifra dan Pua mempertaruhkan nyawa mereka demi menyelamatkan kehidupan. Jawaban Sifra dan Pua itu selanjutnya membuat Firaun murka yang akibatnya sangat mengerikan seperti dicatat pada ayat 22, “Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil, tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup.” Firaun tidak hanya memakai para bidan sebagai eksekutor, tapi dia perintahkan semua orang, semua rakyat Mesir jadi eksekutor. Bisa dibayangkan dampak dari perintah membabi buta macam itu. Tapi, heran juga, perintah yang sama mengatakan, “Tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup.” Kenapa anak perempuan dibiarkan hidup? Bukan karena Firaun masih punya hati baik kepada kaum perempuan Ibrani. Bukan. Melainkan supaya ia tidak kehilangan tenaga kerja paksa. Kalau semua laki-laki Ibrani sudah punah, perempuanlah yang ganti kerja rodi. Lama-lama perempuan-perempuan Ibrani mati perlahan-lahan dan kaum keturunan Ibrani akan lenyap dari sejarah. Bukan main kejamnya Firaun yang satu ini. Dia lupa bahwa, ditangan bangsa Ibrani yang adalah pekerja rodi itu, roda perekonomian Mesir itu bergerak. Ini persis tenaga kerja Indonesia di Malaysia. Data 2017 menyebut jumlah Tenaga Kerja Indonesia TKI di Malaysia mencapai 2,7 juta. Meski tidak paham ekonomi, saya yakin, haqul yakin, kalau 2,7 juta TKI itu oleh pemerintah Indonesia ditarik pulang secara tiba-tiba, perekonomian Malaysia akan lumpuh. Sektor informal mereka merayap. Perusahaan-perusahaan sawit Malaysia akan gulung tikar. Itulah alasan ketika Musa meminta ijin membawa orang Israel keluar, Firaun menolak. Kenapa? Karena fondasi ekonomi Mesir pasti anjlok kalau seluruh tenaga kerja yang sudah tinggal selama 400 tahun itu pergi begitu saja. Siapa yang mau kerja. Orang Mesir tidak tahu dan tidak punya keterampilan kerja sebab selama 4 abad lamanya mereka dimanja oleh sistem kerja paksa. Mereka hanya tahu beres. Yang kerja banting tulang membangun peradaban Mesir adalah orang-orang Ibrani. Untuk memaksa Firaun membebaskan bangsa Israel Tuhan Allah menurunkan 10 bencana. Mulai dari air berubah menjadi darah hingga kematian anak-anak sulung barulah Firaun melepas seluruh tenaga kerjanya. Mungkin 10 tulah itu merupakan bencana paling mengerikan dalam sejarah Mesir kuno. Selain bidan Sifra dan Pua, masih ada lagi beberapa perempuan yang melakukan pembangkangan, yakni, Yokhebet, ibu Musa, Miryam kakak Musa dan Putri Firaun dan para dayang-dayangnya. Mereka berani menentang perintah Firaun yang juga berarti menantang maut demi seorang anak laki-laki, seperti dalam bacaan tadi. Yokhebet dan suaminya secara diam-diam menyembunyikan bayinya sampai pada batas usia yang dirasa tidak bisa lagi disembunyikan. Bayi laki-laki itu lalu dimasukan dalam sebuah peti dan dilepas mengapung di sungai Nil dalam pengawasan sang kakak perempuan, Miryam. Drama selanjutnya, Putri Firaun datang dan menemukan bayi itu, dst-nya. Pada akhirnya bayi yang diberi mana Musa itu diangkat menjadi bagian dari keluarga istana. Statusnya sebagai anak budak berubah menjadi anak raja. Pengakuan atau kredo, perempuan sebagai penolong laki-laki dalam kitab Kejadian 1 dan 2 terulang kembali dalam keluaran pasal 1 dan 2. Bahwa Tuhan Allah menghadirkan para perempuan sebagai penolong di tengah ancaman kematian kaum laki-laki. Hal Ketiga, Dalam kaitan dengan bulan keluarga, tema yang disodorkan adalah Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Perlindungan Anak. Sejumlah fakta tentang persolan anak di Indonesia bisa dinonton melalau video berikut. Terakhir, saya berbagi cerita tentang kegelisahan saya sebagai ayah dari seorang anak perempuan berusia 2,5 tahun. Beberapa minggu lalu saya mengantarnya ke sekolah minggu di salah satu gereja di Kota Kupang. Sambil temani dia, saya mengamati proses ibadahnya. Anak-anak yang datang, berkumpul dalam ruang kebaktian. Ibadah berlangsung seperti biasanya dimana anak-anak bernyanyi dan berdoa. Pas pemberitaan firman mereka berbagi kelas, menyebar dalam ruang kebaktian itu. Anak-anak yang kecil usia Paud/TK duduk di lantai yang kotor dan berdebu karena baru saja digunakan orang dewasa yang baru selesai kebaktian. Sementara anak-anak yang usia SD duduk di bangku-bangku berjarak 3-4 meter antara satu kelompok kelas dengan kelas yang lain. Saya termenung melihat kondisi yang demikian. Ada gereja di kota dengan pendapatan sebulan mencapai lebih dari 50 juta, dengan APBJ setahun sebesar 1 Milyar, tetapi alokasi anggaran untuk sekolah minggu/pelayanan anak dan remajanya hanya 5 juta setahun atau 0,5 %. Dan guru-gurunya adalah anak-anak SMA. Bayangkan, di sekolah formal, anak-anak diajar oleh guru-guru sarjana, sementara di sekolah minggu mereka masih di ajar oleh sesama anak -+ 18 tahun yang tidak atau belum tamat SMA juga. Kalau di kampung-kampung dengan segala keterbatasan sumber daya dan dana kondisi ini bisa dipahami. Ini terjadi di jantung Kota Kupang di tahun 2018. Pendidikan Kristen macam apa yang bisa diharapkan menjadi banteng iman bagi anak menghadapi dunia yang penuh tantangan ini? Saya sulit membayangkan apa yang terjadi dengan fondasi iman generasi penerus gereja dimasa mendatang, kalau pendidikan iman yang dipraktikan gereja hari ini wajahnya seperti yang anak perempuan saya alami hari ini. Padahal menurut kesaksian Alkitab 3500 tahun yang lalu, Musa anak Yokhebet sudah mengenyam pendidikan level istana. Hari ini, tahun 2018 zaman milenial, zaman digital, metode mengajar kita masih manual. Tidak menarik dan membosankan bagi generasi milenial. Lagi pula ruang-ruang belajar untuk anak-anak di gereja tidak sama sekali menunjukan keberpihakan gereja. Bagaimana gereja bicara tentang pendidikan ramah anak bila gereja sebagai institusi tidak menyiapkan fasilitas itu. Saya lihat Puskesmas di Pasir Panjang, ada pojok ramah anak yang dilengkapi dengan fasilitas mainan dan poster-poster edukatif anak. Mungkin jemaat-jemaat yang belum punya program ramah anak perlu belajar hal-hal ini. Cerita berikutnya, minggu lalu saya diajak BPP pendidikan Sinode GMIT meliput penyaluran dana pendidikan untuk sekolah-sekolah GMIT di Kabupaten Alor. Kami singgah salah satu SD GMIT yang sedang dipersiapkan menjadi sekolah model. Saya mewawancarai salah satu guru Majelis Pendidikan Kristen MPK yang tempatkan di sana. Apa tantangan yang dihadapi terkait profil sekolah model yang mau dibuat disekolah itu. Dia jawab apa? Kekerasan guru terhadap anak. Ia bercerita bahwa menurut guru-guru, anak-anak di sekolah ini nakal, tidak bisa diam, mereka suka loncat ke sana ke mari. Jadi pendekatan kekerasan dipakai supaya anak-anak bisa dikendalikan. Padahal menurutnya, setelah ia amati sebenarnya anak-anak tidak nakal. Hanya saja memang anak-anak NTT dipengaruhi faktor alamnya yang menantang, sehingga kemampuan kinestetiknya lebih dominan. Karena itu mereka suka bergerak. Jadi apa yang anda lakukan? Dia menjawab, “Saya mengajar dengan menggunakan metode bergerak. Kalau pelajaran tentang tumbuhan misalnya, saya bawa mereka ke pohon-pohon di halaman sekolah.” Kisah tentang Musa yang lolos dari upaya genosida tahun lalu memberi pelajaran berharga bahwa ancaman terhadap keselamatan anak-anak masih terus berlangsung sampai hari ini. Mungkin bukan genosida, namun kejahatan digital semisal cyber crime sedang mengintai anak-anak kita. Kejahatan jenis ini bahkan menerobos masuk hingga ruang-ruang privat yang sulit terdeteksi oleh orang tua melalui penggunaan gadget yang tidak terkontrol. Sebagaimana Yokhebet, Miryam dan putri Firaun melindungi Musa kecil dari kekejaman Firaun, demikian pula para orang tua dan dan gereja masa kini memiliki tanggungjawab melindungi anak-anak dari aneka kejahatan baik konvensional maupun cyber. *** *Renungan oleh Pdt. Wanto Menda, Kominfo Sinode GMIT.
2Musa lahir dan diselamatkan21-10 1Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; 2Kis. 720; Ibr. 1123 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. 3Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan tér, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; 4kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. 5Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 6Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata ”Tentulah ini bayi orang Ibrani.” 7Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun ”Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?” 8Sahut puteri Firaun kepadanya ”Baiklah.” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 9Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu ”Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 10Kis. 721 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya ”Karena aku telah menariknya dari air.”Musa membela bangsanyaIa lari ke tanah Midian211-22 11 Ibr. 1124-25 Kis. 723-28 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. 12Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. 13Ketika keesokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah itu ”Mengapa engkau pukul temanmu?” 14Tetapi jawabnya ”Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?” Musa menjadi takut, sebab pikirnya ”Tentulah perkara itu telah ketahuan.” 15Kis. 729; Ibr. 1127 Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur. 16Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya. 17Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka. 18Ketika mereka sampai kepada Rehuel, ayah mereka, berkatalah ia ”Mengapa selekas itu kamu pulang hari ini?” 19Jawab mereka ”Seorang Mesir menolong kami terhadap gembala-gembala, bahkan ia menimba air banyak-banyak untuk kami dan memberi minum kambing domba.” 20Ia berkata kepada anak-anaknya ”Di manakah ia? Mengapakah kamu tinggalkan orang itu? Panggillah dia makan.” 21Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu diberikan Rehuellah Zipora, anaknya, kepada Musa. 22Perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, maka Musa menamainya Gersom, sebab katanya ”Aku telah menjadi seorang pendatang di negeri asing.”Musa diutus Tuhan223–417 23Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. 24Kej. 1513-14 Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. 25Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka. Terjemahan Baru Bible © Indonesian Bible Society 1974, Selebihnya Tentang Alkitab Terjemahan Baru
1Orang Israel ditindas di Mesir11-22 1 Kej. 468-27 Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing 2Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda; 3Isakhar, Zebulon dan Benyamin; 4Dan serta Naftali, Gad dan Asyer. 5Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir. 6Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia. 7Kis. 717-19 Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka. 8Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. 9Berkatalah raja itu kepada rakyatnya ”Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. 10Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan – jika terjadi peperangan – jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini.” 11Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. 12Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. 13Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, 14dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu. 15Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya 16”Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup.” 17Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. 18Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka ”Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?” 19Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun ”Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat sebelum bidan datang, mereka telah bersalin.” 20Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda. 21Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga. 22Kis. 719 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya ”Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup.” Terjemahan Baru Bible © Indonesian Bible Society 1974, Selebihnya Tentang Alkitab Terjemahan Baru
自民・二階俊博元幹事長(矢島康弘撮影)自民党和歌山県連は10日、次期衆院選で定数1減となる県内2小選挙区のうち、2区の支部長を現3区の二階俊博元幹事長とする方針を決めた。現2区の石田真敏元総務相は比例代表の単独候補に回り、党本部に名簿上位での優遇を求める。1区の支部長については、元沖縄北方担当相の鶴保庸介参院議員=和歌山選挙区=とする案が示された。二階氏は和歌山市内で開かれた県連会合後、記者団に「候補者が決まったら勝ちきる。必勝のために鶴保氏を選ぶのは理解できる」と述べた。1区は近く地元県議、市議らの意向を踏まえて最終決定する。
All Is Well — Beberapa hari belakangan ini saya sedang mengagumi satu film. Waktu saya nonton film ini, wah .. luar biasa, dirancang sedemikian rupa sehingga penontonnya gak bisa nebak akhir cerita di awal film ini. Setiap adegan dalam film punya kaitan walaupun sutradaranya pake alur maju – mundur. Dan yang paling saya suka adalah di film ini penuh dengan perenungan akan makna kehidupan tujuannya, ketakutan dan beberapa lainnya. All is Well Salah satu adegan dalam film ini mengambarkan tentang seorang sahabat yang bercerita kepada 2 orang sahabatnya yang lain. Dia bercerita bahwa di kampungnya ada petugas ronda yang setiap malam dia teriak “All is well” – semuanya baik-baik saja! – mendengar teriakan itu, kami sekampung bisa tidur nyenyak. Sampai satu malam dikampungnya terjadi pencurian dan bapak yang ronda itu ternyata masih tetap bilang “All is well.” Dari kejadian itu kami baru tahu bahwa bapak-bapak yang ronda itu buta, tak bisa melihat dan kami jadi kelihatan bodoh. Tapi kami disitu jadi menyadari sesuatu. Ternyata hati kami ini pengecut dan itu membuat kami mudah dikelabui oleh rasa tidak tenang. Lalu sahabat ini melanjutkan ceritanya, “Teman, jika ada permasalahan dalam hidupmu, katakan pada hatimu "All is well ... All is well." Satu sahabatnya kemudian memprotes, “Lalu apakah dengan bilang kayak gitu masalah jadi selesai?” Dia pun menjawab “Oh tidak, tapi setidaknya kekuatan untuk bertahan jadi terkumpul” Dalam kehidupan kita sehari-hari, rasanya sangat mudah bagi kita untuk menemukanperistiwa-peristiwa dimana di situ kita bisa merasa tertekan, bergumul, berbeban berat, kecewa dan rasanya kita gak bisa berbuat apa-apa untuk menemukan jalan keluar dari situasi seperti itu. Kembali ke film tentang 3 sahabat itu, sepertinya dia menyebutkan sebuah fakta yang terjadi di negaranya bahwa setiap 1,5 jam tercatat ada orang yang bunuh diri. Kenapa? Mereka gak sanggup lagi menahan tekanan di dalam hati dan pikiran mereka,yang mereka lihat cuma jalan buntu. Dan dari situlah mereka kemudian memutuskan untuk cukup sudah, berhenti sampai di sini, berakhir sudah sampai di sini. Sistem pertahanan diri mereka sudah tertembus oleh musuh! Kuasa Dibalik Penenangan Diri Dalam Keluaran 21-10 kita bisa melihat betapa gencarnya serangan musuh untuk menembus masuk keluarga-keluarga Israel di Mesir pada waktu itu. Keluaran 21-10 Musa lahir dan diselamatkan 21 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; 22 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. 23 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; 24 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. 25 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 26 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata "Tentulah ini bayi orang Ibrani." 27 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" 28 Sahut puteri Firaun kepadanya "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 29 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 210 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya "Karena aku telah menariknya dari air." Tujuan mereka satu Ketemu bayi laki-laki ... Bunuh! Bayangkan saja bila kita hidup di zaman itu, pasti tertekan, pasti bergumul luar biasa. Kabar baiknya adalah, jika perasaan-perasaan tertekan, bergumul, juga hadir dalam hidup kita sekarang, ada yang bisa kita pelajari dari keluarga ibu Yokhebed ini. Sewaktu saya membaca kisah penyelamatan bayi Musa ini, salah satu reaksi saya adalah bertanya-tanya dari mana ide untuk mengambil sebuah peti pandan, dan kemudian dipakal dengan gala-gala dan ter, dan kemudian menaruh bayi Musa dan menghanyutkannya di tepian sungai Nil’ ayat 3. Bagaimana ide brilliant ini bisa muncul dalam benak seorang perempuan bernama Yokhebed, ibu Musa, dan hal itu tidak terpikirkan dalam benak ibu-ibu Israel yang lain? Kalo kepikiran mah, banyak yang nama bayinya Musa’ atuh dulu, yang arti namanya yang ditarik dari air.' Yang bisa kita lihat dari cerita keluarga ibu Yokhebed ini bahwa dari awal, keluarga ini sudah berkomitmen untuk mempertahankan bayi Musa dan melawan tekanan yang terjadi dalam kehidupan mereka sekuat mungkin pada waktu itu. Meskipun mereka tahu, mereka ada di posisi lemah, mereka gak punya kekuatan apa-apa, mereka terbatas! Akan tetapi, dengan segenap kekuatan yang ada, mereka menyatakan komitmen mereka untuk memperjuangkan kehidupan bayi Musa. Saya membayangkan di satu malam keluarga ini kumpul dan mulai bicara satu dengan yang lain tentang kegalauan hati mereka “Kita gak bisa sembunyikan dede Musa terus-terusan kayak gini ... nanti ketauan!” Lalu ibu Yokhebed berdiri dan mulai berbicara “Tenang ... Tenang ... Semuanya tenang! Kita gak akan bisa lihat jalan keluar kalo hati kita galau, hati kita tidak tenang!” Mereka pun mulai berusaha menenangkan diri mereka, sampai akhirnya Aha! "Masih ada satu jalan yang layak kita perjuangkan!” seru ibu Yokhebed. Ada kuasa, ada kekuatan dibalik penenangan diri. Kadang-kadang bukankah itu masalah kita. Solusinya sebenarnya ada, jalannya sebenarnya bukan jalan buntu. Akan tetapi, ketidaktenangan kita yang kadang membuat kita tidak bisa melihat bahwa masih ada jalan! Firman Tuhan bilang kepada kita dalam Yesaya 3015, “ ... dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Di museum Louvre – Paris, ada satu lukisan yang menggambarkan tentangdua orang sedang bermain catur. Menurut legenda, katanya yang bermain catur itu adalah Faust tukang sihir legendaris Jerman berhadapan dengan Iblis – taruhannya jiwa! Di lukisan itu tergambar jelas bahwa posisi bidak Faust sudah sangat terjepit! Dia calon kalah, gak bisa jalan ke mana-mana. Iblis gembira sedangkan Faust tertunduk hilang harapan. Menurut cerita yang sering dikisahkan orang, suatu hari seorang master catur yang ternama mengunjungi galeri tersebut dan mempelajari lukisan itu dengan saksama. Tiba-tiba ia mengejutkan semua orang di sekelilingnya dengan teriakan yang penuh kegembiraan, “Ini tipuan! Ini tipuan! Raja dan kuda masih bisa melangkah. Masih ada kesempatan untuk menang!” Saking terjepitnya posisi dia, dia jadi kehilangan kemampuan untuk melihat bahwa sesungguhnya masih ada jalan! Jalan Terbaik Menenangkan Diri Hari ini, apakah kita juga merasakan tekanan atau pergumulan dalam hidup kita? Siapa yang bisa bilang tidak? Setiap kita pasti punya. Jadi pertanyaan yang sebenarnya adalah sudahkah kita menemukan cara untuk menenangkan hati dan pikiran kita dalam menghadapi pergumulan-pergumulan kita? Beberapa orang mencari ketenangan dengan jalan kesunyian menyendiri, mancing. Atau mengambil arah sebaliknya pergi ke tempat yang hingar bingar dengan musik keras. Atau bisa jadi dengan jalan pelampiasan makan sebanyak-banyaknya, atau malah gak mau makan-makan, bisa juga dia berubah menjadi seseorang yang mudah marah. Film yang tadi saya cerita, dia punya satu cara menenangkan diri dengan mengatakan “All is well” kepada dirinya sendiri. Iman kita berkata jauh lebih hebat tentang cara menenangkan diri Doa. Sebab di dalam doa, meskipun kita merasa diri kita ini lemah, gak mampu berbuat apa-apa, rasanya kita gak bisa melihat jalan keluar, ada Tuhan yang selalu dekat dengan kita. Apakah Anda merasakan Dia ada di samping Anda sekarang? Apakah Anda juga melihat bahwa Dia sedang menangis bersama dengan Anda dalam kesedihan? Dan dengarkan Dia berkata kepada kita …“Gerry Bersama-Ku, semuanya akan baik-baik saja.” Dalam waktu-waktu kesulitan yang besar dan pengharapan yang besar, adalah bijaksana jika kita tetap tenang, diam dan sabar. Karena dengan demikian kita akan menempatkan diri dalam keadaan yang paling sesuai untuk melakukan tugas kita sendiri dan mengizinkan Allah bekerja. Matthew Henry
keluaran 2 1 10